Kekerasan Kampanye Pilpres 2014
Wisatawan Asing: Kampanye Pilpres di Jogja Kampungan
Perusakan, pembacokan, dan bentrokkan antar massa capres 2014 menghiasi kampanye pilpres di Jogjakarta, Selasa (24/6) kemarin. Di Dusun Kweni, Bantul, sejumlah massa Prabowo-Hatta merusak sebuah rumah. Di Sleman, simpatisan Jokowi-JK dibacok oleh massa Prabowo-Hatta setelah sama-sama mengikuti kampanye. Kedua massa juga nyaris bentrok di sekitar Kota Jogja.
Kengerian kampanye pilpres di Jogjakarta tak hanya disorot oleh warga. Sejumlah wisatawan asing yang memeroleh informasi dari media tentang kekerasan kala kampanye juga ikut menyorotinya. Paul, wisatawan asal Jerman misalnya. Baru dua hari di Jogja, ia memutuskan untuk pulang ke negaranya karena melihat kondisi Jogja yang tak kondusif.
“Entah bagaimana mengatakannya. Tapi semua yang terjadi di Jogja kemarin itu konyol. Kampungan. Saya tidak bisa tenang di jalan, makanya saya lebih baik pulang dan berpikir dua kali ke sini saat ada kampanye presiden,” katanya saat ditemui di Bandara Adisutjipto, Rabu (25/6) sore.
Anthony, warga negara AS juga berpikiran sama dengan Paul. Menurutnya Jogja berbahaya menjadi tempat liburan setelah adanya banyak kasus kekerasan. “Negara kami tidak memberikan travel warning untuk Jogja, makanya saya ke sini. Tapi setelah sampai di sini, banyak sekali kekerasan dan hal yang membahayakan bagi kami, wisatawan,” ujarnya ditemui di tempat yang sama.
Sementara itu Polda Jogjakarta sendiri telah mengindentfikasi tempat terjadinya kerusuhan kampanye. Ada tujuh titik rusuhan, yaitu di Bantul sebanyak dua lokasi di Pandokan dan Kweni, di Kota Jogja sebanyak empat lokasi di Brontokusuman , Tegalrejo, Umbulharjo dan Ngabean, dan di Sleman terjadi di satu lokasi yaitu di Gamping.