Survei 100
Survei 100: Burjo Favorit Daripada Angkringan
Kedai burjo dan angkringan menjadi salah satu ciri Kota Jogjakarta. Di tiap wilayah keduanya hadir memanjakan perut warga Jogja, khususnya mahasiswa. Terlebih lagi saat uang kiriman telat atau terlampau boros menggunakan uang, burjo dan angkringan jadi alternatif untuk menghemat uang. Namun siapa yang lebih favorit di mata mahasiswa?
Menurut survei beritajogja.co.id di sejumlah kampus dengan metode purposif, dari 100 mahasiswa yang ditanyai, 60 persen lebih memfavoritkan burjo sebagai tempat makan kala uang pas-pasan. 30 persen mahasiswa memilih angkringan, dan 10 persen menjawab sama saja. Dari 60 persen, atau 60 mahasiwa yang memilih burjo rata-rata beralasan bahwa burjo lebih memuaskan daripada angkringan.
Bangkit, misalnya, mahasiswa UII Ekonomi ini menilai bahwa makan di burjo lebih mengeyangkan daripada angkringan. Sebab, nasi di angkringan punya porsi yang lebih sedikit. “Tiga bungkus nasi di angkringan sudah Rp3000. Belum lagi lauk sama minumnya. Di Burjo nasinya banyak, tambah telur cuma Rp5000. Lebih kenyang,” katanya.
Sementara itu Lala, mahasiswa UGM, yang memilih angkringan menilai bahwa burjo nggak menawarkan apa-apa selain kenyang. Angkringan, ujarnya, selain bikin kenyang juga menawarkan romantisme. “Pake lampu templok atau lilin terus lebih mudah ngobrol sama orang-orang yang makan di sana juga. Selain kenyang juga dapat teman baru,” ujarnya.