Pilpres 2014
Prabowo dan Jokowi Bersaing Ketat di Jogjakarta
Pasangan Prabowo-Hatta di Jogjakarta diprediksi akan memenangkan Pilpres pada 9 Juli 2014. Hal itu dikemukakan lembaga kajian kebangsaan, plurailsme, dan keadilan sosial Jogjakarta Institut. Bahkan, menurut perhitungan berdasarkan partai koalisi, pasangan nomor urut 1 itu memperoleh 1.203.575 suara atau sebesar 58,44 %.
Direktur Jogjakarta Institut Basyar Dikuraisyin mengatakan, angka itu diprediksi bukan isapan jempol saja. Sebab, jika melihat dari masing-masing partai koalisi, maka pasangan Prabowo-Hatta bisa meraup suara lebih dari 40 %. Sedangkan pasangan Jokowi-JK, jika melihat dari partai koalisi hanya mencapai 855.887 suara. “Kecenderungan pemilih di Jogjakarta dalam Pilpres 2014, masih condong ke pasangan nomor urut 1,” kata Basyar kepada wartawan, Jumat (4/7).
Kemudian, jika mengacu pada faktor ketokohan, maka Jogjakarta Institute melakukan survey pada 250 warga pada 28-30 Juni 2014. Survey itu dimaksudkan untuk melihat tokoh seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat.Menggunakan metode purposif terhadap 250 warga, dengan kriteria telah berusia 17 tahun, bukan anggota TNI aktif, sehat jasmani rohani, dan terdaftar dalam Pileg 9 April 2014 lalu. Hasilnya diketahui bahwa sebanyak 44 % responden memilih sosok Joko Widodo sebagai Presiden. Sedangkan 46 %, warga memilih sosok Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Lalu dari 44 % atau sebanyak 115 responden, ada 77 responden memilih pasangan Jokowi-JK karena alasan kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat. Kemudian 25 responden memilih pasangan nomor urut 2 itu karena alasan antikorupsi, sedangkan sisanya beralasan enggan memilih Prabowo-Hatta.
“Survei dilakukan di empat Kabupaten dan 1 Kota di Jogjakarta,” ujarnya.
Sementara itu Prabowo-Hatta dari 46 % responden, 45 responden memilih dengan alasan dapat mengembalikan keamanan dan ketentraman di Indonesia, 54 responden memilih karena alasan ketegasan figur, serta 36 responden dengan alasan enggan memilih Jokowi-JK.
Dari data survey serta dibandingkan dengan kajian matematis berdasarkan hasil pileg 9 April lalu, dapat dilihat jika Jokowi dapat memperkecil selisih suara sampai 2 % dengan Prabowo. Kendati demikian, faktor ketokohan Prabowo masih lebih unggul daripada Jokowi berdasarkan survey.