Budaya
Event Komedi di Jogja Minim
Jogja adalah gudangnya komedian. Tiap dekade, Jogjakarta tak pernah kehabisan seniman komedi yang berkualitas dan menghibur. Sebut saja Basiyo, Yati Pesek, Marwoto, Rabies, Eko Bebek, Kelik, Anang Batas, dan banyak yang lainnya. Meski demikian event untuk memfasilitasi seniman komedi dalam realitas kekinian masih minim.
“Komunitas memang banyak, tapi event untuk memfasilitasinya yang sedikit. Beda dengan dulu yang masih lumayan gampang. Ada Kelik dan Eko Bebek yang sering bikin event. Saya juga sering bikin event. Tapi sekarang susah dapat sponsor,” ujar Anang Batas, pendiri SELOso SELO, Sabtu (28/8) sore.
Anang mengatakan dari 150 event yang sudah ia buat, hanya sekitar 10% yang mendapatkan sponsor. Sisanya ia buat dengan merogoh kocek sendiri. Padahal, sebagai Kota gudangnya komedian, event komedi bisa menjadi daya tarik wisata. “Saya sebenarnya sering bingung mau ke mana dan ke siapa ketika ingin membuat event. Padahal seni komedi di Jogja sebagai gudangnya komedian harus terus lestari,” tambahnya.
Sementara itu Krisna, Sekretaris KNPI Kota Jogja berpendapat hal yang sama dengan Anang. Ia pun melihat Jogja sebagai gudangnya komedian. Untuk itu menurutnya masyarakat luas bersama dengan Dinas Kebudayaan wajib memassifkan seni komedi di Jogjakarta.
“Dinas Kebudayaan bisa jadi pemantik gerakan pemasiffan seni komedi Jogja dengan memperbanyak event bagi seniman lokal. Warga juga harus sama-sama membantu. Ceritakan pada orang-orang luar Jogja, bahwa Jogjakarta adalah kota tawa, kota ceria. Sebab ya itu tadi, Jogja adalah gudangnya seniman komedi,” pungkasnya.