Home » Berita, Jogja » Bedog Art Festival, Melestarikan Alam dengan Seni

Seni

Bedog Art Festival, Melestarikan Alam dengan Seni



Salah satu penampilan dalam Bedog Art Festival (Foto: Cahyo PE)

Studio Banjarmili di Kalibedog, Gamping, Sleman jadi tempat perayaan festival seni megah bernama Bedog Art Festival 2014. Selama dua hari, 6-7 September 2014, pengunjung dimanjakan dengan penampilan para seniman dari dalam dan luar negeri. Penampilan mereka diperindah dengan tata panggung yang menyatu dengan alam.

Sebuah panggung di atas sungai Bedog dengan background tebing sungai, sebuah pohon Lo berukuran besar, dan mata air ditambah 2000 lampu senthir benar-benar memanjakan tiap mata yang tengah menikmati para seniman yang bergulat di atasnya. Di tengah cahaya lampu yang enggan temaram, nyanyian dan tarian mendapat decak kagum dari penikmat seni Jogjakarta.

Alam memang jadi khas festival yang diprakarsai oleh GKR Pembayun, Garin Nugroho, dan Miroto ini. Alam pula yang memantik mereka menggunakan seni sebagai media penyadaran akan keberlangsungannya. Sebagaimana yang dikatakan Direktur Umum Bedog Art Festival, Miroto, dirinya memang sengaja menampilkan lima unsur alam yaitu api, air, tanah, udara dan angin. Kelima unsur tersebut mutlak diperlukan untuk menjadi sebuah harmonisasi alam.

“Pelestarian alam sangatlah penting. Seni pun bisa menjadi salah satu cara atau alat untuk melestarikan alam,” jelas Miroto disela-sela pementasan.

Senada dengan Miroto, Mugiyono salah seorang penampil di Bedog Art Festival mengatakan bahwa panggung alam menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk ditaklukan dan sangat menarik.

“Pohon Lok yang berukuran besar sebagai background panggung, suara aliran air di panggung membuat suasana jadi lebih hidup. Kolaborasi dengan seniman dari negara lain juga menjadi hal yang menarik. Saya berkolaborasi dengan seniman asal Korea dan baru bertemu sekitar seminggu yang lalu,” ujar Mugiyono yang membawakan konsep Floating Spirit.

Facebook Twitter Share on Google+