Jogjapedia
Tradisi Adu Mulut di Tepian Kali Progo
Jogjakarta memang terkenal dengan budaya dan tradisinya. Setiap daerah di wilayah Jogjakarta pasti memilik tradisi lokal yang cukup menarik. Salah satunya di Des Ngapak, di tepian Kali Progo kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman. Adu mulut namanya.
Tradisi tersebut diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu seperti halnya yang dikabarkaan oleh SKH KR edisi 29 Agustus 1978. Tradisi ini rutin diadakan setiap satu tahun sekali, pada tanggal 20, malam 21 bulan Ramadan.
Saking lamanya tradisi ini berlangsung, sampai-sampai tidak ada warga yang bisa menerangkan dengan pasti awal mula tradisi ini. Desas-desus yang beredar, tradisi ini bermula dari anak-anak di tepian Kali Progo yang sering saling ejek karena pada masa dahulu, daerah Kulon Progo selalu kesulitan untuk panen. Namun, terkait kenapa hal tersebut dapat menjadi tradisi, tidak ada yang menyelidiki dan tahu dengan pasti hal tersebut.
Aturan main dalam tradisi ini, anak-anak selalu mencari musuh dari desa tetagga yang sama-sama terletak di tepian Kali Progo untuk menjadi lawan adu mulut. Dengan kata lain, lawan untuk adu mulut, tidak pernah berasal dari satu desa, melainkan dari desa tetangga.
Bila waktunya sudah tiba, malam 21 bulan Ramadan, warga di sekitar desa Ngapak mulai beradu mulut dengan warga desa tatangga, meski di keseharinnya mereka hidup rukun. Anehnya, tradisi ini justru menarik minat banyak orang untuk menontonnya. Tidak jarang pula orang yang awalnya hanya ingin menonton, justru ikut terlibat adu mulut.
Tercatat, pada tahun 1978, sebanyak lebih dari 2000 orang dari berbagai daerah di Jogjakarta dan sekitarnya hadir untuk menyaksikan tradisi ini. Untuk mengakhirnya, tidak perlu mendatangkan polisi atau hansip, orang-orang yang terlibat dalam acara ini akan berhenti sendiri ketika lelah. Setalah mereka sama-sama lelah, maka acara tersebut berakhir, dan kehidupan masyarakat di sana kembali rukun dan damai seperti sedia kala.