Jogjapedia
Jogja Jadi Kota Transmigran Pada 1970
Saat ini Jogjakarta dapat dikatakan sebagai kota yang semakin padat. Setiap tahunnya selalu saja ada pendatang baru yang masuk ke Jogjakarta. Hal ini dikarenakan Jogjakarta merupakan tempat yang mempunyai banyak daya tarik, baik budaya, wisata, dan pendidikan. Jogjakarta menjadi salah satu tepat tujuan para wisatawan ataupun para perantau.
Namun jika melihat puluhan tahun yang lalu, keadaan ini sangat berbanding terbalik. Kala itu, puluhan tahun yang lalu, pada era 60-70an, wilayah jogjakarta justru menjadi tempat yang cukup banyak mengirimkan transmigran. Itulah kenapa banyak orang jogja yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan pulau lain di luar jawa.
Pada tahun 1972, tercatat kepadatan penduduk di Jogjakarta sebanyak 2.526,234 jiwa. Kebanyakan penduduk tinggal di wilayah pedesaan yang ada di jogjakarta. Kala itu orang-orang yang hidup di wilayah pedesaan dianggap tidak bisa mendapatkan hidup yang layak. Hal ini dikarenakan selain sempitnya lapangan pekerjaan, tapi juga semakin berkurangnya lahan subur untuk ditanami. Untuk menangani kesulitan kepadatan penduduk, semptnya lapangan pekerjaan, dan semakin sempitnya lahan subur, pemerintah melakukan usaha untuk meningkatkan hasil produksi pangan, keluarga berencana, dan memindahan penduduk ke luar daerah (transmigrasi).
Pemindahan penduduk ke luar daerah ini diharapkan dapat memberikan penghidupan yang layak bagi para transmigran. Ada dua bentuk transmigrasi kala itu, transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah, dan transmigrasi spontan yang dilakukan oleh penduduk dengan kemauan sendiri.
Adapun wilayah yang dituju oleh para transmigran kala itu antara lain, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jambi, Lampung, Irian Barat, dan Kalimantan Selatan. Dari beberapa tempat tujuan transmigran di atas, Sumatra Selatan merupakan daerah yang paling banyak menerima para transmigran. Hal ini dikarenakan tanah di Sumatra Selatan, masih sangat luas kala itu, dan diharapkan dapat memberi kehidupan yang layak bagi transmigran.
Dari beberpa wilayah di Jogjakarta, daerah Gunungkidul merupakan wilayah yang paling banyak mengirimkan transmigran. Hal ini dikarenakan dibandingkan dengan wilayah yang lain, tanah di Gunungkidul merupakan tanah yang paling sulit untuk ditanami. Adapun data yang dicatat oleh Direktorat Transmigrasi Jogjakarta, transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah berhasil memindahkan 4.429 jiwa atau 1.039 kepala keluarga.