Pembangunan Hotel
Mahasiswa Sejarah Ingin Walikota Jogja Tiru Soedarisman Poerwokoesoemo
30 hotel baru tengah dibangun di Jogjakarta dan akan disusul sekitar 40 hotel lain. Protes warga terjadi di mana-mana. Mereka mulai meminta Walikota Jogja, Haryadi Suyuti, untuk mendengarkan keluhan soal dampak pembangunan hotel terhadap lingkungan sekitar. Mulai dari kekeringan air sumur hingga limbah.
Sejumlah akademisi juga menyorot kinerja Walikota selama memimpin Kota Jogja. Septia Utami, mahasiswa sejarah Pascasarjana UGM menilai bahwa Haryadi seharusnya mendengar keluhan dan pro rakyat. Ia ingin Haryadi mencontoh Walikota Jogja tahun 1947-1966, Soedarisman Poerwokoesoemo.
“Pak Sudarisman tahun 1950an itu menolak adanya investor asing yang ingin mendirikan kembali pabrik gulanya di Belanda. Penolakan itu kan karena rakyat Jogja nggak mau ada pabrik gula di sekitar lingkungan mereka. Harusnya Walikota meniru Pak Soedarisman yang benar-benar mendengar kata rakyat,” katanya, Jumat (26/9) ditemui di FIB UGM.
Sejalan dengan Septia, Qalbu, mahasiswa sejarah UNY menambahkan bahwa Soedarisman adalah contoh Walikota yang benar-benar menjalankan amanat rakyat. Dalam kasus pembangunan hotel yang banyak dapat protes warga, sudah seharusnya Haryadi mencontoh Soedarisman.
“Paska kemerdekaan dulu itu, keadaan ekonomi sulit. Kalau investor datang, pasti untung. Tapi Pak Soedarisman tegas menolak tawaran investor Belanda demi rakyat,” tambahnya.
Seodarisman sendiri adalah Walikota Jogja pada 1947-1966, Ia juga ikut mendirikan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang kemudian menjadi UGM dan Ketua Haminte Jogjakarta (DPRD). Setelah tak lagi menjabat Walikota, pada 1977 ia mendirikan Universitas Janabadra.