Home » Jogja Kita » Rumah Berhalaman di Jogja Terancam Punah

Ruang Kota

Rumah Berhalaman di Jogja Terancam Punah



Puluhan warga Karangwuni mendatangi kantor pemasaran Apartemen Uttara,Jumat (13/6) sore. (Foto: Swadesta AW)

Massifnya pembangunan hotel di Jogjakarta membuat lahan menyempit. Tak hanya lahan pertanian, pembangunan sekitar 70 hotel baru di Jogja juga membuat lahan pemukiman makin sedikit. Akibatnya, pemukiman dalam beberapa tahun ke depan akan diubah konsepnya: apartemen.

Menurut Analisas Ahli Tata Ruang UGM, Dyah Widyastuti, untuk menghemat tanah, pembangunan apartemen untuk perumahan penduduk bisa jadi solusi pemukiman. Namun pembangunannya akan mengubah paradigma warga tentang konsep rumah.

“Pasti akan mengubah paradigma warga. PNamun, pembangunan apartemen di tengah lahan yang menyempit bisa jadi solusi. Sebab tidak akan memakan banyak tanah, kan pembangunannya vertikal,” katanya pada beritajogja.co.id ketika ditemui di ruang kerjanya di Fakultas Geografi UGM.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Dr. Djati Mardiatno,mengatakan pembangunan vertikal terkendala budaya. Sebab, masyarakat, khususnya orang Jawa punya pandangan bahwa rumah ideal adalah yang berhalaman dan lain sebagainya.

“Budaya orang Jawa ini kalau mau punya rumah harus komplit. Ada halaman depan, belakang, dan lain sebagainya. Jadi pembangunan ini akan terkendala budaya itu,”

Djati menjelaskan bahwa kalaupun akhirnya tidak ada lagi rumah berhalaman, artinya, pembangunan apartemen penduduk dilakukan, ia mengharapkan keseriusan dari Pemda. Pemda, harapnya, harus memerhatikan struktur bangunan apartemen agar aman dan nyaman ditinggali warga.

“Jangan sampai malah bangunannya tidak kokoh, kita tahu sendiri bahwa Jogja merupakan daerah rawan bencana,” pungkasnya.

Facebook Twitter Share on Google+