Lima Cara Curhat Tanpa Takut Ditangkap Polisi

Curahan hati dalam realitas masyarakat kekinian tidak lagi bersifat ekslusif. Di Path, misalnya, media yang awalnya ekslusif ini berpeluang menjadi hal publik karena teknologi. Sebagaimana yang dilakukan Florence Sihombing beberapa waktu lalu. Curhatan di Path-nya soal Jogja disebarkan ke media sosial publik hingga akhirnya mengundang reaksi berlebihan dari warga dan sejumlah komunitas.

Dampak dari pelaporan kasus Florence ini membesar. Tidak hanya di tingkat sosial, namun juga psikologis. Di media sosial, banyak netizen yang mengaku takut curhat di media sosial. Nah, mengatasi persoalan ini tim Tips Beritajogja.co.id punya kiat khusus agar pengguna bisa aman curhat tanpa harus takut dilaporkan.

Curhat di Diary

Diary adalah media paling nyaman dan aman untuk curhat. Curhat dalam diary bisa mengatai seseorang sekasar-kasarnya tanpa khawatir dilaporkan ke polisi lalu mendekam di penjara. Menulis dalam diary juga banyak manfaatnya, salah satunya bakal terbiasanya menulis panjang.

Bahasa Isyarat

Bagi yang gatal ingin mencaci di media sosial, jangan khawatir. Anda tidak dilaporkan jika memakai bahasa isyarat atau simbol. Misalnya, “Dasar nganu, tadi di warung ada huh..hah..bikin kesel. Dasar xxxx deh.”

Cari Teman Curhat

Rasanya gak asyik kalau hanya curhat di dunia maya maupun media sosial. Curhat dengan seseorang yang dipercaya tentu akan lebih aman. Pasalnya, dengan curhat kepada teman kamu tak perlu takut untuk dikenai UU ITE. Selain itu dengan curhat bersama dengan seseorang yang nyaman tentu selain terlampiaskan kesalnya juga dimungkinkan mendapatkan solusi maupun tips dari si teman curhat.

Nonton Pertandingan Olahraga

Menonton pertandingan olahraga bisa membuat kita melampiaskan kekesalan. Berteriak-teriak maupun misuh saat menonton sebuah pertandingan tentunya akan mendapat pemakluman dari penonton lain di sampingmu. Paling penonton di sebelahmu hanya akan menganggap kamu suporter fanatik dari salah satu tim sehingga tidak akan dituntut maupun dilaporkan.