Jogja Asat
Protes Kebijakan Lingkungan, Warga Bikin Gerakan Jogja Asat
Puluhan warga yang memprotes kondisi lingkungan di Jogja membuat gerakan Jogja Asat di Jembatan Amarta, Kewek, Kotabaru, Kamis (2/10) sore. Gerakan tersebut ditandai dengan pembuatan mural di tembok penyangga rel kereta api yang berada di barat Jembatan Amarta.
“Jogja Asat merupakan gerakan bersama dari Warga Berdaya yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat Jogja yang memprotes kondisi kekeringan di Jogja. Kondisi kekeringan atau asat di Jogja disebabkan oleh maraknya pembangunan hotel dan mall di Jogja. Maraknya pembangunan hotel dan mall tersebut membuat sumur-sumur warga yang berada di sekitar hotel menjadi kering,” tuding Yoshi Fajar Kresna Murti selaku juru bicara Warga Berdaya.
Yoshi menjelaskan bahwa pompa air milik hotel-hotel itu menyedot air tanah di Jogja secara mengerikan. Dampaknya sumur warga yang sebelumnya tak pernah kering menjadi kering dan warga tak bisa mengakses air dari sumur tersebut.
Untuk mengantisipasi kekeringan supaya tak menyebar di wilayah Jogja, Yoshi meminta kepada pihak pemerintah Jogja supaya ada respon atau penyelesaian dari masalah hotel-hotel tersebut. Peran pemerintah Jogja dalam membuat regulasi yang tak melulu hanya memandang hotel dari segi ekonomi tapi juga memasukkan unsur ekologi dan budaya dianggap sebagai salah satu solusi bagi permasalahan kekeringan di Kota Jogja.
“Kami berharap pemerintah bisa menghentikan pembangunan hotel-hotel tersebut! Kita akan terus merespon isu Jogja Asat. Kalau pemerintah tidak merespon kami akan terus merespon dan melawan,” pungkas Yoshi disela-sela pembuatan mural Jogja Asat.