Budaya
Yayasan Tanah Air Gelar Sarasehan Budaya Kraton di UGM
Yayasan Tanah Air menggelar sarasehan bertajuk Pelestarian Budaya Kraton Sebagai Sumber Kearifan Lokal Jawa di Era Global, Kamis (2/10) di Wisma Kagama, UGM. Hadir dalam sarasehan tersebut sebagai narasumber adalah KRAT Sumonagoro dari Kraton Surakarta, KRAy. SM Anglingkusumo dari Paku Alaman, dan Dr. Sukatmi Susantina, dosen ISI Jogjakarta.
Dihadiri ratusan peserta dari berbagai latar belakang, sarasehan ini membicarakan tentang posisi kebudayaan Kraton di tengah globalisasi. Masing-masing narasumber membicarakan tentang bagaimana kebudayaan jawa, khususnya Kraton, yang kini belum benar-benar diaplikasikan oleh anak muda.
Anglingkusumo misalnya, membincang tentang bagaimana upacara di sekitar Paku Alaman dan busana tradisional Jawa. Sumonagoro, mengangkat tema abdi dalem, dan Sukamti banyak membincang bagaimana posisi kebudayaan tersebut di tengah anak muda.
Ketua Panitia sarasehan, KMT Sari Condronagoro menjelaskan bahwa Yayasan Tanah Air sengaja membuat sarasehan ini sebagai pengingat generasi muda akan kebudayaan Jawa. Dalam realitas kekinian, ujarnya, posisi kebudayaan Jawa harus selalu dilestarikan oleh anak muda.
“Oleh karena itu kami benar-benar ingin mengingatkan akan kekayaan kebudayaan Jawa pada generasi muda. Meski banyak yang berbeda, kebudayaan Jawa punya nilai filosofi yang tinggi. Anak-anak muda harus mengerti dan melestarikannya,” ujarnya ketika ditemui di tempat sarasehan.
Selain mendiskusikan tentang kebudayaan Jawa, para peserta diskusi yang sebagian besar mahasiswa juga dihibur dengan dinyanyikannya tembang Dhandhanggula. Tembang ini sendiri merupakan bagian dari Serat Wulangreh yang populer dalam kebudayaan Jawa.