Ngayogjazz 2014
Ngayogjazz 2014: Tung Tak Tung Jazz di Desa Brayut
Setelah sukses besar dalam Rukun Agawe Ngejazz pada 2013 lalu, kini Ngayogjazz kembali hadir dengan tema yang tak kalah segar. Bertajuk Tung Tak Tung Jazz , tahun ini Ngayogjazz kembali hadir memanjakan penikmat musik, musisi, dan komunitas Jazz yang tak hanya di Jogja, namun juga di seluruh pelosok tanah air.
Ngayogjazz 2014 sendiri akan dilangsungkan pada Sabtu 22 November dengan menghadirkan sejumlah musisi dan komunitas Jazz yang berkualitas dan tentu saja gratis. Ada Dewa Budja. Tak hanya itu, dalam Ngayogjazz 2014 ini juga ada kesenian tradisional sekaligus pasar Jazz yang kemudian dapat diikuti oleh warga.
Tung Tak Tung Jazz sendiri diambil dari filosofi kendang. Tagline ini berusaha untuk mengangkat bahwa ada dua sisi pada kendang yang mempunyai bunyi yang berbeda. Jika didengarkan baik-baik, nada kendang ini juga penuh dengan nuansa kegembiraan dan suka cita. Jika kendang dimainkan dengan baik dan benar maka akan menghasilkan ritme yang indah.
Hal inilah yang kemudian berusaha digambarkan dalam Ngayogjazz. Berangkat dari filosofi itu, Ngayogjazz 2014 berarti membawa kegembiraan dan juga memberi ruang untuk setiap perbedaan dengan tujuan agar dapat berjalan beriringan dalam kerukunan. Dengan harapan ruang ini akan menjadi ruang tumbuh dan berkembangnya tunas-tunas muda yang eksploratif, inovatif, dan kreatif, yang nantinya akan menjadi harapan baru bagi musik jazz Indonesia.
Ngayogjazz sudah berjalan semenjak tahun 2007. Sejak pertama kali diadakan, Ngayogjazz tak hanya sekadar pentas musik Jazz biasa namun juga membuka ruang bagi komunitas dan juga musisi-musisi muda untuk berkembang. Penikmat Ngayogjazz tidak hanya disuguhkan para musisi yang mapan dan sudah memiliki jam terbang tinggi tetapi juga musisi muda yang tidak kalah kreatif dan berpotensi.
Sejak tahun 2009, Ngayogjazz mendukung para musisi jazz muda untuk mendokumentasikan karya dan menunjukkannya kepada publik. Tidak hanya itu, ada juga workshop yang digelar untuk menjadi ruang bertemunya musisi senior dengan para musisi muda dan juga kolaborasi di atas panggung oleh dua generasi yang ada. Proses persemaian bibit-bibit muda jazz inilah yang kemudian menjadi salah satu tujuan digelarnya Ngayogjazz.
Berita Terkait
- Bandizt Shaggydog: Ngayogjazz Selalu Keren
- Surat Sultan HB VIII, Alasan Mengapa Dorodjatun Mau Sekolah ke Belanda
- Wawali Jogja Ceritakan Kisah Kedekatan Sultan HB IX dengan Para Tukang Sapu
- Ingatan Warga Saat Jenazah Sultan HB IX Sampai di Kraton
- 26 Tahun Wafatnya Sultan HB IX: Ketika Jenazah Raja Kraton “Menolak” Pesawat VIP