Home » Gaya Hidup » Sembuhkan Luka Setelah Operasi dengan Ikan Gabus

Kesehatan

Sembuhkan Luka Setelah Operasi dengan Ikan Gabus



istimewa

Siapa yang menyangkan jika ikan gabus yang sering kali ditemui di sungai, rawa dan area persawahan merupakan sumber protein tinggi yang dibutuhkan bagi tubuh. Ikan gabus atau yang biasa kita sebut dengan kutuk juga sering direkomendasikan oleh dokter untuk dikonsumsi oleh pasien pascaoperasi.

Diketahui kandungan Albumin yang terdapat pada kutuk tergolong dalam jenis protein tinggi yang dapat mempercepat penyembuhan luka yang diakibatkan pembedahan. Tidak hanya itu Albumin juga dapat membantu tumbuh kembang balita serta menjadi terapi untuk penambahan berat badan bagi penderita HIV/AIDS (ODHA).

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji dari Universitas Hasanudin, Makassar, menunjukkan bahwa kadar Albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo mengalami peningkatan yang signifikan setelah beberapa kali mengkonsumsi kutuk. Penelitian yang sama juga dilakukan di RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang menunjukkan bahwa pemberian 2 kg kutuk setiap hari kepada pasien pascaoperasi dapat meningkatkan Albumin mereka menjadi normal.

Jika dibandingkan dengan beberapa jenis ikan, kutuk diketahui memiliki kandungan protein yang tertinggi. Dalam lkan gabus terkandung protein sebesar 25,5%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein yang terdapat pada ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), ataupun ikan sarden (21,1%). (Anonymous, 1996). Sejumlah alasan ini lah yang menjadikan kutuk sangat pas untuk menjadi menu sehat keluarga sehari-hari.

Dalam penyajiannya sehari-hari , kutuk sering dihidangkan dengan cara digoreng atau dibuat mangut. Dengan bahan yang relatif mudah seperti kelapa yang dipergunakan santannya, mangut kutuk juga sangat pas disajikan saat hari raya atau momen berkumpul bersama keluarga.

Namun, perlu diperhatikan penggunaan santan pada mangut tidak boleh berlebihan yang nantinya malah berujung pada penumpukan kolesterol. Untuk itu perlu disiasati cara menyantap hidangan ini. Misalnya, saat sarapan atau makan siang. Pada waktu-waktu ini metabolisme tubuh masih berkerja dengan sangat baik.

Facebook Twitter Share on Google+