Home » Berita, Jogja » Lalu Lintas Jogja Ruwet, Pak Ogah Beraksi

Sosial

Lalu Lintas Jogja Ruwet, Pak Ogah Beraksi



Ilustrasi kendaraan bermotor. (Foto: Cahyo PE)

Kemacetan di Jogjakarta tidak hanya terjadi di jalan-jalan utama seperti Malioboro, Jalan Solo, atau Jalan Magelang saja, melainkan juga di sejumlah jalan sekunder. Di Jalan Affandi dan Jalan Kaliurang kemacetan kerap terjadi.Terlebih lagi di perempatan tanpa lampu merah atau pertigaan kecil yang makin membuat ruwet lalu lintas.

Tidak adanya polisi lalu lintas jadi masalah sendiri di perempatan tanpa lampu merah. Situasi lantas di Jogja tersebut memunculkan banyaknya pengatur lalu lintas dari masyarakat sipil yang akrab disebut Pak Ogah. Pak Ogah ini membantu mengatur lalu lintas di perempatan tanpa lampu merah tanpa memaksa memungut bayaran.

Surya, salah seorang Pak Ogah di Jalan Kaliurang Km 7, membenarkan bahwa ia tidak pernah memaksa pengendara memberikan uang. Beroperasi mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, Surya mengatakan bahwa yang kerap memberinya uang adalah pengemudi mobil.

“Saya nggak pernah memaksa. Kalau pas lagi macet-macetnya di sini (Jakal Km 7) ya saya atur bermodal bendera saja. Ada yang ngasih ada yang nggak, yang paling banyak ngasih rata-rata pengemudi mobil. Bisa dikasih Rp500 sampai Rp5000,” terang Surya.

Begitu juga dengan Zulfikar, pengatur lalu lintas di sekitar Jalan Affandi. Menjadi Pak Ogah sejak Februari 2014, tiap harinya dia bisa meraup untung sekitar Rp50.000 tiap harinya. “Hitungannya dikit kalau dibanding parkir. Tapi ya karena saya nggak pernah memaksa juga, suka rela aja mereka ngasih,” terangnya.

Keberadaan Pak Ogah di sejumlah jalan di Jogjakarta ditanggapi positf oleh sebagian pengendara. Untung, misal, warga Tridadi, Sleman, ini salah seorang yang bersyukur dengan adanya Pak Ogah. “Saya sih nggak masalah, wong mereka membantu supaya nggak macet kok. Banyak jalan yang nggak dipantau polisi, kan mereka cuma di pos saja,” katanya.

Facebook Twitter Share on Google+