Strawberry
Tak Hanya Suka Dipotret, Model Seksi Ini juga Suka Bersihkan Kamar Orang
Dengan mata indah dan lekuk tubuh yang nyaris sempurna, Dewi Puspitasari tak kesulitan untuk menjadi model papan atas dalam jagat fotografi Jogjakarta. Ia pun mengaku, dipotret memang memiliki keasyikan tersendiri.
Siang itu Dewi datang ke sebuah kafe ternama di Kota Baru dengan balutan sweater berwarna krem dan jeans berwarna biru gelap. Rambut panjangnya dibiarkan digerai. Setelah duduk di salah satu bangku yang letaknya di pojok ruangan, ia tersenyum menyapa: “Sudah lama, mas?”
Dewi merupakan salah satu mahasiswi di universitas swasta di Jogja. Ia berkuliah di jurusan psikologi angkatan 2010. Perempuan berdarah campuran Sunda dan Jogja ini mengaku sudah lama menekuni dunia modeling. “Sejak kecil aku udah ikutan foto-foto gitu, keterusan sampe kuliah” ujarnya sambil terkekeh.
Keseriusan sekaligus kecintaan Dewi sebagai model ia jalani dengan seprofesional mungkin. Dengan jujur ia mengaku tak masalah sekalipun difoto dengan konsep wild and sexy.
“Aku pernah beberapa kali foto topless, pernah juga foto dengan bikini di Lombok. Dan termasuk cukup sering melakukan foto seksi. Selama ga telanjang, aku kira ga ada masalah ya,” jelas Dewi serius.
Pun demikian, Dewi menambahkan, ia hanya mau melakukan aksi foto seksi dengan fotografer yang memang sudah ia ketahui profesionalismenya. Untuk hal ini, Dewi mengaku cukup selektif. Selain itu, tentu saja ia juga akan mematok tarif yang berbeda untuk sesi pemotretan seperti itu. Berapa tarifnya? Dewi menjawab diplomatis, “ya sekitar 2 (juta—red) ke atas lah, mas.”
Lama bergelut dalam bidang modeling, Dewi pun mengaku sempat beberapa kali mengalami cinlok (cinta lokasi—red) dengan beberapa fotografer yang memotretnya. Di antara sekian fotografer yang pernah menjali cinta dengannya tersebut, ada yang bertahan hanya dalam hitungan hari, bahkan jam.
“Iya, beberapa kali. Dulu malah pernah Cuma ‘jadian’ berapa jam gitu. Sekarang ini aku juga lagi deket sama fotografer, tapi ga tau nih, ga jelas hubungannya gimana,” ujar Dewi sembari tertawa.
Dewi mengaku mudah tergoda dengan fotografer yang usianya sudah dewasa, yang tenang pembawaannya, dan matang secara finansial. Hal-hal semacam itu disebut Dewi juga menjadi “syarat” general bagi para pria dengan profesi apapun yang hendak mendekatinya. Untuk urusan fisik, Dewi menyebut, “aku suka yang oriental,” ucapnya genit.
Selain menjadi model, Dewi pun juga membuka usaha sendiri yang cukup unik. Usaha yang baru saja dirintisnya tersebut merupakan usaha jasa bersih-membersih tempat tinggal, mulai dari kos, kontrakan, atau rumah pribadi. Ia menamai usahanya tersebut ‘Inem Housekepper’.
Semua bermula ketika Dewi yang merasa bosan dengan aktivitasnya sehari-hari. Kemudian secara spontan ide untuk membentuk usaha jasa kebersihan tersebut pun timbul. Hingga saat ini, usaha tersebut masih berjalan. Dewi pun turut mengajak empat orang kawannya di kampus untuk ikut membantunya.
Dalam urusan tarif, Dewi menyesuaikan. Untuk jasa bersih kos, misalnya, ia hanya mematok 20-25 ribu. Sementara untuk kontrakan atau rumah pribadi, tarifnya dimulai dari 50 ribu per orang yang membersihkan. Itu belum menghitung kondisi dan luas rumahnya.
Dengan fisik yang begitu menggoda, cukup sering Dewi digoda beberapa laki-laki ketika memulai usaha tersebut. Ada yang sempat memintanya untuk membersihkan kos, tetapi dengan syarat harus mengenakan pakaian tertentu. Kalau sudah begitu, Dewi biasanya hanya melakukan dua hal ini: cuek atau meladeninya dengan sinis.
“Iya, dulu ada yang minta aku suruh bersihin kos dia tapi pake lingerie. Ya aku bilang aja, ‘kamu mau nyewa pembersih kos atau apa, mas? Sopan sedikit ya!’, gitu,” cerita Dewi dengan agak geram.
Obrolan asik dengan Dewi siang itu terpaksa selesai karena yang bersangkutan sudah waktunya fitness ke gym. Beberapa bulan ini, perempuan berusia 21 tahun tersebut mengaku tubuhnya sudah tak lagi proporsional.
“Iya nih, udah agak gendut, mau kukurusin sedikit,” ucap Dewi sambil mengelus-elus bagian pinggul dan perutnya.