Jogja Darurat Logo
Soal Logo Jogja, Marzuki Kill The DJ: Produk Bosok!
Logo Jogja dikritiki banyak pihak.Salah satunya datang dari Marzuki Jogja Hip-Hop Foundation. Menurutnya proses dari branding logo Jogja tersebut harus melibatkan masyarakat. Baginya, terlibatnya masyarakat membuat mereka juga turut merasa memiliki logo tersebut.
“Proses terpenting dalam pembuatan logo ini yaitu keterlibatan masyakat, logo itu diciptakan bersama, sudah terlalu lawas model top down yang akhirnya tidak menjadi punya masyarakat,” kata Marzuki saat ikut dalam diskusi urun rembug logo yang diselenggarakan Bappeda Jogjakarta, Minggu (2/11).
Dia menyayangkan pembuatan branding logo baru Jogja tidak melibatkan masyarakat sejak awal. Padahal menurutnya banyak anak muda yang hebat dalam membuat design meski bukan pekerja profesional. “Banyak kok anak Jogja yang hebat, kreatif, meski belum profesional, tapi sudah teruji. Ketika Pak Jonan buat lomba logo kereta api, anak jogja yang menang. Anak Jogja itu kreatif-kreatif karena selo, kalau yang sudah kerja itu nggak kreatif karena terlalu sibuk,” sindirnya.
Selain dia juga menegaskan bahwa branding bukan hal yang utama. Menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana keistimewaan Jogjakarta bisa dirasakan oleh masyarakat, tidak hanya sebatas logo saja. “Mau di-branding apapun kalau produknya bosok ya bosok. Bagaimana logo dan tagline itu bisa diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” kritiknya.
Berita Terkait
- Soal Logo Jogja, Butet Kertaradjasa Sindir Bappeda dan Hermawan
- Bappeda Siap Tampung Saran Masyarakat Soal Logo Jogja
- Gara-Gara Logo, Jogja dan Yogya Kembali Diperdebatkan
- Komunitas Jogja Darurat Logo ajak Desainer Jogja Sumbang Desain
- Warga Jogja Tuntut BAPPEDA Jogjakarta Transparan dalam Alokasi Biaya Rebranding Logo