Jogja Darurat Logo
Tagline “Istimewa” Dinilai Lebih Pas Dibanding “New Harmony”
Bukan hanya logo baru Jogja saja yang mendapat kritikan dari masyarakat, namun juga tagline yang diusulkan tim Bappeda . Tagline berbunyi “New Harmony” dinilai tidak mencerminkan Jogjakarta secara keseluruhan. Menurut Hermawan Kertadjaya, adapun tagline pengganti “Never Ending Asia” ini didapatnya setelah berbincang dengan Sultan HB X.
“Karena Sultan memiliki visi membangun peradaban baru tapi tidak meninggal peradaban lama maka kita usulkan new harmony,” kata Hermawan, Minggu (2/11), dalam diskusi logo Jogja.
Namun usulan tagline tersebut juga mendapat kritikan dari sejumlah perserta diskusi karena tidak mencakup semua hal tentang Yogya. Arif Budiman, salah satu peserta diskusi mengatakan sebuah tagline harus menjelaskan sebuah produk secara keseluruhan. Dia pun mengusulkan kata “Istimewa” sebagai tagline karena kata Istimewa-lah yang bisa mewakili Jogjakarta.
“Istimewa, itu sudah mewakili Jogja secara keseluruhan, selain itu kata istimewa juga sudah melekat dan mudah diucapkan oleh orang yang tidak berbahasa Indonesia,” ujar Arif.
Selain itu, Arif menambahkan bahwa kata Istimewa tidak perlu diterjemahkan dalam bahasa inggris. Karena menurutnya tidak ada padanan kata yang pas dalam bahasa inggris. “Tidak ada bahasa inggrisnya, extraordinary tidak pas. Dengan kata istimewa ini kita bisa menjelaskan banyak hal. Kalau ada yang bertanya, apa dan kenapa istimewa, kita akan menjelaskan banyak cerita tentang Jogja,” tambahnya.
Usulan tersebut mendapat dukungan banyak peserta diskusi. Salah satunya dari mantan Walikota Jogja, Heri Zudianto. Heri mengatakan kata “Istimewa” sudah tepat jika dijadikan tagline. Dalam perjuangan keistimewaan, kata “Istimewa” inilah yang membuat orang bangga menjadi warga Jogja.
“Saya setuju tagline “istimewa” karena sudah menjadi kebanggaan warga Jogja, Jogja Istimewa, enak juga diucapkan,” tandasnya.