Home » Berita, Jogja » Disuruh Praktik Cara Membobol ATM, Sindikat: Nggak Susah Kok, Nggak Perlu Sekolah

Pembobolan ATM

Disuruh Praktik Cara Membobol ATM, Sindikat: Nggak Susah Kok, Nggak Perlu Sekolah



Salah seorang pelaku mempraktikan cara membobol ATM di depan para wartawan dan Kapolresta, Kamis (6/11) siang. (Foto: Swadesta AW/beritajogja.co.id

Sindikat pembobol ATM yang sering beroperasi di daerah Jawa Tengah ditangkap di daerah Demangan, Rabu (5/11) kemarin. Kepolisian Kota Jogjakarta pun langsung menggelar jumpa pers terkait penangkapan sindikat yang hanya menggunakan sebilah korek api untuk membobol ATM ini, Kamis (6/11) siang.

Usai jumpa pers di depan wartawan dengan menghadirkan tiga pelaku, sindikat yang mulai beroperasi sejak 2010 ini pun diminta mempraktekkan cara mereka membobol ATM dengan sebilah korek api oleh kepolisian. “Ya ini gladi kotor.Mereka akan praktek bobol ATM di sini (kantor Polresta),bukan di ATM asli,” kata Kapolresta Jogja, Slamet Santoso, di depan wartawan.

Usai memaparkan tentang peristiwa penangkapan, modus operandi, dan latar belakang pelaku yang diketahui sebagai rumah makan padang di Salatiga, pratek dimulai. Mula-mula, UD, salah seorang pelaku mempraktekan cara merusak layar ATM dengan korek api.

“Sebelum dimasukkan, kartu di ujung kartu dilekatkan sebilah korek api. Setelah masuk, layar akan mati. ATM kita ambil lagi make penggaris besi. Ini dilakukan dua kali, dan yang ketiga ketika kartu dimasukkan tanpa korek api, layar pasti mati dan ATM tertelan. Kita menunggu orang buat itu,” katanya sambil mempraktekannya.

Tiga orang pelaku, UD,AD, dan MM memunyai perannya masing-masing. UD berperan sebagai sopir mobil rental yang mereka sewa. AD berpura-pura menjadi operator layanan ATM setelah sebelumnya menempel stiker palsu dan MM pengambil ATM korban yang tertelan.

Ditanya wartawan dari mana mereka mendapatkan teknik membobol ATM, AD menjawab bahwa mereka belajar otodidak. Jawaban yang disambut tawa ini juga membuat MM ikut tertawa-tawa. “Wah, kamu ini malah tertawa,” tegur seorang polisi.

Namun, AD, yang diborgol dengan MM sebaliknya. Matanya sembab habis menangis. Ia tak banyak bicara dan tak berani menatap para wartawan dan polisi yang mengerumuni praktek. “Saya juga diajari teman Pak, belajarnya juga sebentar. Nggak pake sekolah,” katanya sambil tersedu.

Facebook Twitter Share on Google+