BBM Naik
Pusat Studi Energi UGM Dukung Penaikkan BBM
Dukungan terus mengalir bagi pemerintahan Jokowi yang santer diisukan akan menaikkan harga BBM dalam dua bulan ke depan. Kali dukungan datang dari Pusat Studi Energi UGM yang dikemukakan Direktur Pusat Studi Energi UGM, Dendarlianto, Jumat (7/11) di kantornya. Namun dukungan tersebut diikuti dengan sejumlah syarat.
“Kuota BBM bersubsisi sebanyak 46 juta kiloliter untuk tahun ini sudah jebol. Sehingga pemerintah Jokowi harus menanggungnya, Namun kenaikan itu juga harus diikuti pemerataan harga BBM di seluruh wilayah di Indonesia” kata Dendarlianto, Jumat (7/11) di kantornya.
Belajar dari sejumlah kasus kelangkaan BBM di sejumlah wilayah di Indonesia, Dendarlianto mengharapkan agar pemerintah Jokowi menyiapkan beberapa hal teknis sebelum menaikkan BBM. Misalnya saja dengan melakukan sosialisasi dan menjamin tidak ada kelangkaan BBM. “Suplai BBM harus dijamin dulu agar tidak menimbulkan kelangkaan dan sosialisasi. Yang paling tepat waktunya menaikkan BBM ya bulan depan, Desember,” tambahnya.
Ditanya tentang berapa kisaran rupiah penaikan BBM, Dendarlianto merincikan kenaikan sekitar Rp2.500 sampai Rp3000. Jika menghitung harga penaikan BBM di kisaran Rp2000 saja, ia menilai bahwa pemerintahan Jokowi mempu menghemat hingga Rp96 triliun selama satu tahun.
“Hitung-hitungan saya itu sudah bisa hemat sampai Rp96 triliun. Dampak penaikan BBM ini memang ada, misalnya kenaikan inflasi. Tapi masyarakat jangan khawatir sebab itu hanya sementara. Naiknya BBM tetap perlu, untuk membantu masyarakat yang tidak mampu,” pungkasnya.