Pasar Sekaten
Sekaten Pertemukan Religi, Budaya, dan Ekonomi Jogja
Beritajogja - Pasar Sekaten , event budaya tahunan yang diadakan sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW resmi dibuka, Jumat (28/11) sore di Alun-Alun Utara. Wakil Gubernur Jogjakarta Sri Pakualam IX , mewakili Sri Sultan HB X, secara resmi membuka pasar malam yang akan berlangsung selama 44 hari tersebut.
Datang sekitar pukul 16.00 WIB, Pakualam IX langsung diminta memberikan sambutan. Dalam pidato pembukannya, Pakualaman menjelaskan makna filosofis Sekaten. Ia menjelaskan bahwa Sekaten bukan sekadar pasar malam biasa menjelang tahun baru. Sekaten, ujarnya, adalah sebuah perayaan yang penuh makna religi, ekonomi, dan kebudayaan.
“Pasar Sekaten merupakan pertemuan tiga nilai di Jogja. Ada nilai religius, untuk memeringati kelahiran Nabi Muhammad. Ada nilai kebudayaan, untuk terus melestarikan warisan dan tradisi, dan terakhir adalah nilai ekonomi kerakyatan,” ujar Pakualaman.
Ekonomi yang dimaksud ditujukan pada sejumlah stan di Sekaten yang berisi produk kerajinan, makanan, sejumlah pengusaha kecil di Kota Jogja. Ada pengusaha gorengan, makanan kecil, sandal, dan baju bekas dan lain sebagainya. Pakulam menambahkan bahwa Sekaten tidak melulu bersifat hura-hura, namun juga mengangkat pengusaha kecil tersebut dalam nilai kebudayaan yang setara.
“Sekaten kan tidak hanya ada permainan atau ketangkasannya saja, tapi banyak juga pedagang kecil yang ada di dalamnya,” tambahnya.
Pembukaan Pasar Sekaten ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dan anggota DPRD Provinsi Jogjakarta. Di antaranya adalah Walikota Jogja, Haryadi Suyuti, Kapolda Jogjakarta Oerip Soebagyo, dan Komandan Korem 072 Pamungkas Sabrar Fadilah. Dalam kesempatan itu Walikota Jogja, Haryadi Suyuti juga meminta maaf karena perbaikan Alun-Alun Utara belum selesai.
“Maaf pada warga Jogja atas ketidaknyamanan ini,” kata Walikota.
Berita Terkait
- Jogja Asian Film Festival ke-9 "Lawan" Budaya Patriarki
- Gara-Gara Logo, Jogja dan Yogya Kembali Diperdebatkan
- Soal Logo Jogja, Butet Kertaradjasa Sindir Bappeda dan Hermawan
- Survei 100: Logo Baru Jogja,"Togua", Tak Artistik dan Representatif
- Pakar Ekonomi: Soal Pengelolaan SDA, Jokowi dan Prabowo Pengecut