Sepakbola Gajah
Pengacara PSS: Putusan Komdis Bertentangan dengan UU
Beritajogja - Sepuluh pengacara disiapkan manajemen PSS Sleman sebagai tim pendamping hukum pengajuan banding hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Rencananya pekan ini mereka akan langsung mengajukan banding atas putusan Komdis yang menghukum hampir seluruh pemain dan manajemen karena dinilai terlibat dalam sepakbola gajah kala melawan PSIS Semarang.
Salah seorang pendamping hukum PSS Sleman, Achiel Suyanto mengatakan bahwa untuk mempersiapkan banding pihaknya tengah mempelajari isi putusan Komdis tersebut. “Saat ini masih kami pelajari isi putusan Komdis. Soal apakah ada pasal-pasal yang tak sesuai belum bisa kami jabarkan, yang pasti kami optimistis keputusan Komdis bisa dibanding dan ada celah,” kata Achiel, Minggu (30/11).
Ditanya soal putusan Komdis dari sudut pandang UU Olahraga, Achiel menjelaskan bahwa hukuman tersebut tidak adil dan bertentangan dengan sistem keolahragaan nasional. Dalam UU Olahraga, jelas Achiel, hukuman bersifat membina bukan mematikan karier pemain seperti yang diputuskan Komdis.
“Sesuai UU Olahraga, hukuman kepada atlet bukan dalam rangka mematikan karir atlet, tapi melakukan pembinaan. Atlet atau pemain sepakbola sebagai manusia juga tak luput dari kesalahan, tapi hukumannya bukan berarti mematikan mereka. Di UU Olahraga itu menjunjung sportivitas namun putusan Komdis malah melanggar prinsip tersebut,” tambah Achiel.
Seperti yang diketahui bahwa sejumlah pemain PSS Sleman dihukum berat oleh Komdis. Tiga pemain, Riono, Agus Setiawan, dan Hermawan Putra Jati bahkan dihukum seumur hidup tidak boleh beraktivitas dalam sepakbola. Kendati demikian, otak dari tindakan gol bunuh diri dalam manajemen PSS Sleman sendiri hingga kini belum terungkap. Ery Febriyanto atau Ableh sendiri yang menurut Komdis memerintahkan pemain mencetak gol bunuh diri ini dinilai hanya menjadi korban.
“Ableh itu siapa sih, dia cuma Sekretaris tim yang juga Supir. Nggak mungkin punya pengaruh sebesar itu di manajemen. Kami sekali lagi minta manajemen ungkap otak sebenarnya,” tegas Lilik Yulianto, Ketua Slemania.