Ruang Kota
Penjelasan Soal Aksara Jawa di Jombor
Beritajogja - Tulisan Jawa di bawah Flyover Jombor menuai kritik dari sejumlah warga. Menurut sebagian warga, tulisan yang dipasang di bundaran tersebut tidak bertuliskan “Yogyakarta” namun “Yodhakarta”. Kritik pun juga disampaikan di dunia maya lewat media sosial Facebook. Sejumlah akun menuliskan bahwa pemilihan huruf untuk menuliskan “Yogyakarta” salah.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UNY, Prof. Suwardi menegaskan bahwa penulisan huruf Jawa di bundaran sudah tepat. Ia merasa ada kesalahpahaman yang belum dimengerti warga tentang pemakaian huruf Jawa kekinian. “Istilah huruf Jawa itu ditulis menurut bunyi silabiknya dan dieja dari tulisan latin ‘Yogyakarta’. Sudah tepat karena ‘Yo’ dalam aksara jawa belum ada murda-nya,” jelasnya, Senin (5/1) pagi di kantornya.
Ia memaparkan bahwa tulisan Jawa mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sejak tahun 1991 di Kongres Bahasa Jawa Semarang, ada beberapa pengubahan, yaitu aksara Jawa disesuaikan sesuai pengucapan sehari-hari. Ia mencontohkan penulisan ‘konco’ yang dulunya ditulis ‘koncu’. “Sejak 1991 sudah ada sejumlah kritik terhadap pemakaian bahasa Jawa, jadinya diperlunak yaitu aksara Jawa sesuai ucapan,” tambahnya.
Soal penulisan aksara, kata ‘Yogyakarta’ sendiri diambil dari dua kata kuno, yaitu “Yogya” dan “Ayodhya”. Yogya artinya baik dan Ayodhya artinya negara. Dua kata itu bisa dijadikan rujukan untuk penulisan. Tata tulisnya pun tidak bisa sembarangan meski menyesuaikan dengan ucapan. Harus memerhatikan huruf murda atau kapital.
“Huruf murda yang ada itu Ko, To, So, Ngo, Go, Bo. Di antara Nagyogyakarto adalah Ga dan Ko. Yo sendiri belum ada sampai sekarang, jadi penulisan di bawah Flyover Jombor itu bisa dibenarkan,” tutupnya
Berita Terkait
- mBah Darmo