Home » Gaya Hidup » 5 Dalih Menikah dalam Realitas Kekinian

Gaya Hidup

5 Dalih Menikah dalam Realitas Kekinian



Istimewa

Menikah adalah impian. Impian sejak kecil ketika bermain raja-ratu atau ibu-bapak-anak seperti yang kerap dimainkan Shincan dkk. Beranjak dewasa, pernikahan tak seindah dan seramai ketika bermain kala kecil. Pernikahan adalah pertaruhan sekaligus ketakaburan manusia. Setidaknya itu yang kerap terlihat dalam 5 dalih manusia melakukan pernikahan dalam realitas kekinian berikut ini:

Kesepian

Makin tua, manusia banyak menemui perpisahan. Terutama dengan teman sebaya. Pun dengan kekasih. Mereka pergi demi mengejar apa yang dicitakan dan diharapkan keluarga. Ketika masa itu datang, ke mana lagi kita akan merebahkan kepala untuk mengurangi beban yang datang kian sesak. Pernikahan adalah salah satu jalan mengatasi kesepian yang kerap dirasakan ketika beranjak tua. Entah nantinya pernikahan itu ditumpangi perasaan saling cinta atau menunggu terbiasa karena kerap bersama.

Anak

Dalih anak kerap didengungkan oleh sebagian orang untuk menikah. Biasanya, yang memakai dalih ini ingin agar rentang usia dengan anaknya tidak terlampau jauh. Alasan ini seakan menyiratkan adanya ketakaburan dari manusia mengingat rezeki, jodoh, anak, kematian, dan lain sebagainya diatur dan menjadi kekuasaan prerogatif Tuhan.

Agama

Dalam realitas kekinian, agama masih menjadi salah satu alasan yang ampuh untuk menikah. Alasan-alasan seperti menjalankan perintah agama, mengikuti sunah nabi, menghindari zina, dan ganjaran surga masih lumayan populer. Terlebih lagi dengan banyaknya akun media sosial yang berfokus pada cucupan empedu ayat-ayat kitab yang memperkuat pernikahan secara agama.

Membahagiakan Orang Tua

Alasan lain yang barangkali cukup ‘menyakitan’ bagi sebagian orang adalah membahagiakan orang tua. Orang tua seakan tahu mana yang terbaik atau yang paling membahagiakan untuk anaknya. Meski si anak punya pilihan lain untuk cintanya, bagi sebagian orang tua hal itu belum tentu membahagiakan.

Adanya perjodohan yang diatur orang tua membuat si anak kehilangan haknya untuk memilih kebahagiaan yang diinginkan. Tapi, karena rasa sayang pada orang tua, dan sebagai salah satu jalan membalas budi mereka adalah melakukan pernikahan yang diatur tersebut. Hal itu masih banyak ditemui dalam realitas kekinian meski sekuat apapun Ari Lasso berteriak, “Katakan pada mama cinta bukan hanya harta dan tahta.”

Usia

Usia merupakan kengerian sendiri bagi manusia. Apalagi bagi mereka yang belum menikah. Ada semacam beban sosial yang mereka terima ketika berkumpul di keluarga atau di masyarakat. Terlebih lagi bagi perempuan, ada ketakutan mereka akan gagal mempunyai anak jika tidak segera menikah di usia-usia ideal.

Facebook Twitter Share on Google+