Pawiwahan Ageng: GKR. Hemas Pimpin Siraman
Setelah melakukan Nyantri, KPH.Notonegoro bersiap-siap melakukan siraman di bangsal Kasatriyan. Sementara itu GKR.Hayu juga melakukan hal yang sama. Sebelumnya mereka mengganti pakaian terlebih dahulu dengan pakaian basahan yang dihiasi dengan rangkai bunga melati.
GKR.Hayu yang mengenakan basahan pertama kali disiram dengan air dari tujuh sumber mata air di dalam Keraton oleh GKR.Hemas, ibu dari GKR.Hayu. Setelah GKR.Hemas melakukan siraman pertama, disusul sejumlah sesepuh Keraton menyiram GKR.Hayu. GKR.Bendoro, adik GKR.Hayu menerangkan siraman ini memang pertama kali dilakukan oleh ibu mempelai.
“Adatnya memang seperti itu, nanti setelah Ibu, barulah sesepuh Keraton yang menyiram,” ujar GKR. Bendoro.
Setelah disiram calon mempelai perempuan kemudian mengambil wudhu dengan menggunakan air di dalam kendi yang sudah disiapkan. Setelah itu, kendi tempat air wudhu tersebut dipecahkan didepan mempelai perempuan.
“Pemecahan kendi itu dipercaya bisa membuat manglingi calon mempelai laki-laki, setelah itu baru akan dirias,” jelas GKR.Bendoro.
Sementara itu setelah melakukan siraman calon mempelai perempuan, GKR.Hemas menuju bangsal Kasatriyan untuk melakukan siraman kepada calon mempelai laki-laki, KPH.Notonegoro bersama dengan ibu KPH. Notonegoro. Rencananya setelah acara siraman, akan dilakukan ritual Tantingan dan Midodareni pada malam harinya sekitar pukul 18.30 WIB.
Berita Terkait
- Pawiwahan Ageng: Susunan Acara Siraman GKR Hayu-KPH Notonegoro
- Pawiwahan Ageng: Delapan Wejangan Sultan Kepada GKR. Hayu dan KPH. Notonegoro
- Pawiwahan Agung: GKR. Hayu dan KPH. Notonegoro Sapa Masyarakat
- Pawiwahan Ageng: Masyarakat Luar Jogja Antusias Tonton Kirab
- Pawiwahan Ageng: Masyarakat Jogja Pesta Rakyat di Titik Nol