Kampus
Komunitas Muslim AS Curhat Islamophobia di UII
Islamophobia merupakan sikap dan perilaku ketakutan terhadap segala sesuatu yang berbau islam. Istilah ini beken di Amerika paska peristiwa 9/11 yang menewaskan ribuan warga AS di gedung WTC. Media menjadi salah satu alat penyebar penakutan terhadap islam. Dampak penakutan ini begitu efektif. Warga AS yang memeluk islam sempat ”disingkirkan” dari komunitas sosial.
Demikian cerita awal Jaye Starr, warga AS yang tergabung dalam komunitas muslim saat memberi kuliah umum berjudul Islam dan Muslim di Amerika di Universitas Islam Indonesia (UII). Membuka kuliah umum dengan memaparkan kondisi awal islam di AS, Jaye melanjutkannya dengan cerita tentang perlawanan komunitas muslim terhadap wacana islamophobia.
“Kami menampilkan wajah Islam yang ramah dan terbuka kepada warga Amerika. Hal ini dilakukan lewat berbagai kegiatan menarik, seperti dialog antar-komunitas, mengundang warga non-Muslim makan bersama, dan kuliah umum tentang Islam,” ceritanya.
Selain itu komunitas muslim yang diikuti Jaye juga aktif berdiskusi dengan komunitas agama lain di Amerika. Cara ini efektif. Makin banyak warga AS yang awalnya menuduh islam dan muslim sebagai kejahatan menegosiasikan kembali definisi islam. “Akhirnya banyak warga AS yang bertanya-tanya apakah benar ada agama yang melegalkan pembunuhan dan penghancuran seperti ini. Mereka pun menjadi antusias ingin tahu tentang Islam,” katanya.
Namun dalam usaha memulihkan nama baik islam, Jaye dkk.terbentur pada literasi. Sebab di AS sangat sedikit sumber yang tidak memojokan islam paska peristiwa 9/11. “Sumbernya terbatas. Kalau pun ada, isinya semua memojokkan islam. Inilah yang membuat kami hingga saat ini massif melakukan dialog dengan sejumlah komunitas keagamaan lainnya,” katanya.