Konser #JOGJAROMANTIS
Konser #JOGJAROMANTIS Rakyatkan Musik Klasik
“Kalau mendung atau hujan, konser #JOGJAROMANTIS kita majukan jadi pukul 15.00 WIB, dari rencana sebelumnya yang jam lima sore,” kata panitia pada beritajogja.co.id sehari sebelum konser. Tapi rencana cadangan tersebut terkubur dalam-dalam.Pasalnya, cuaca Jogjakarta, Jumat (27/12) cerah.
Tepat pukul 17.00 WIB, para musisi #JOGJAROMANTIS satu persatu datang ke sebelah timur Titik Nol Kilometer. Dua musisi cello yang pertama mengambil tempat. Mereka mulai memainkan intro komposisi Aus Holberg’s Zeit milik Edvard Grieg. Lalu dua pemain contra bass memasuki ruang pentas yang sudah dikelilingi ratusan penonton, diikuti pemain biola. Eki Satria, konduktor orkestra menjadi orang terakhir yang bergabung.
Mereka mulai memainkan komposisi milik komposer Norwegia ini dengan nuansa Dark. Lagu kedua, Si Kodok (Ria Enes) nuansa berubah jadi lebih bright. Para penonton terkejut dengan nyanyian puluhan paduan suara. Mereka tak menyadari bahwa para paduan suara membaur bersama ratusan penonton yang mengelilingi para musisi. Konser tambah ramai ketika lagu Ayu Ting-Ting, Alamat Palsu yang disusul Just The Way You Are Bruno Mars dimainkan. Penonton bersama paduan suara bernyanyi bersama.
Komposisi Medley Don’t You Worry Child (Swedish House Mafia)-Paradise (Coldplay) menutup konser selama 30 menit tersebut. Komposisi ini juga bernuansa dark seperti halnya komposisi pertama yang mereka mainkan. Eki, mengatakan bahwa ia sengaja mengonsepkan musik klasik dengan nuansa aransemen yang demikian. Sebab, menurutnya romantisme bisa dihadirkan dengan banyak cara.
“Memang sengaja sih dibikin nuansa macam itu. Soalnya hal romantis atau romantisme nggk cuma hadir lewat hal-hal yang bright atau gimana, tapi banyak caranya,” katanya yang ditemui seusai konser.
Eki menambahkan bahwa mereka sengaja mengusung musik klasik dalam #JOGJAROMANTIS untuk memecah kelas pendengar musik. Musik klasik,kata Eki, sama halnya dengan yang lainnya. “Musik klasik ini nggak punya elite saja, tapi juga bisa didengar semua masyarakat. Saya pengen memecah kelas-kelasan dalam mendengar musik klasik,”pungkasnya.