Sarkem
PSK Sarkem Berharap Tak Ada Eksodus PSK Dolly
Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bermukim di kompleks lokalisasi Pasar Kembang (Sarkem) berharap tidak ada PSK dari Dolly yang berpindah menjadi penghuni Sarkem. Harapan ini disampaikan oleh salah seorang PSK di Sarkem yang mengaku bernama Tini.
“Lha wong yang dari Dolly belum datang saja sudah sulit cari pelanggan apalagi kalau yang dari Dolly sampai masuk ke sini,” ujar Tini yang berasal dari Jepara, Kamis (19/6) malam.
Tini menjelaskan bahwa kalau di Sarkem lebih banyak orang yang lewat dibandingkan mampir dan “jajan”.Tini menambahkan selain sepi, jumlah PSK yang cukup banyak di Sarkem pun juga makin memerketat persaingan. Rata-rata PSK pun sudah memiliki langganan tetap dan kalau sudah cocok jarang mau pindah ke PSK yang lainnya. Kondisi ini pun semakin menambah ketat persaingan antar PSK.
“Nek di Sarkem ya agak tuwek-tuwek (tua-tua) kayak saya ini. Yang enom-enom (muda-muda) jarang ada. Lha kalau Dolly kan enom-enom semua isinya. Kalau pindah ke sini ya bisa makin susah cari yang mau jajan,” jelas perempuan yang mengaku berusia 35 tahun ini.
Meskipun mengaku takut bersaing dengan PSK Dolly, Tini mengaku kasihan dengan para PSK Dolly saat ini. Ketidak pastian status para PSK tersebut tentu membuat sulit untuk mencari nafkah. Menurutnya, para PSK tersebut semata hanya mencari nafkah dan memang tidak punya keahlian lainnya. Tini mencontohkan bahwa para PSK di Dolly hampir sama kondisinya dengan para PSK di Sarkem.
“Sama-sama cari nafkah. Cari uang sekarang juga susah apalagi kalau gak punya keahlian seperti saya ini. Bisanya ya cuma begini ini,” pungkas Tini.
Selain para PSK Sarkem yang menolak kedatangan para PSK dari Dolly, warga penghuni Sarkem pun juga menolak adanya pertambahan jumlah PSK di wilayahnya. Berdasarkan hasil rapat yang diadakan oleh warga pada hari Rabu (4/6) yang lalu dan hari Kamis (19/6) sore menghasilkan keputusan bahwa warga menolak adanya penambahan jumlah PSK.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ketua RW 3 Sosrowijayan Kulon, Sarjono saat ditemui Beritajogja.co.id. Menurutnya, penolakan ini tidak ada kaitannya dengan motif ekonomi namun karena kesepakatan warga bahwa jumlah PSK di Sarkem jangan sampai bertambah dan diusahakan berkurang jumlahnya.
“Hasil rapat yang dihadiri oleh 40 orang warga dan puluhan PSK menyepakati bahwa warga menolak adanya penambahan jumlah PSK baik dari Dolly maupun dari daerah manapun. Kami akan terus melakukan monitoring supaya jumlah PSK di sini tidak mengalami pertambahan dan kalau bisa jumlahnya menurun,” ujar Sarjono.
Berita Terkait
- Dolly Ditutup, Warga Sarkem Gelar Rapat Darurat
- Massa Jokowi dan Prabowo Bentrok Lima Kali Sehari di Jogja
- Pakar Ekonomi: Soal Pengelolaan SDA, Jokowi dan Prabowo Pengecut
- Ketua PWI Jogja: Salah Satu Tugas Wartawan adalah Edukasi
- Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Perusakan Bangunan Ibadah di Pangukan