Jogja Darurat Logo
Soal Logo Jogja, Butet Kertaradjasa Sindir Bappeda dan Hermawan
Logo Jogja tidak perlu di-rebranding. Demikian kata seniman sekaligus aktivis teater, Butet Kertaradjasa, yang diungkapkannya dalam Focus Grup Discusion (FGD) Penyusunan Brand Baru Jogja yang diadakan oleh Bappeda Jogjakarta, Minggu (2/11) sore di Gedung BPD, bahwa ada rebrainding atau tidak Jogja tetap bisa hidup.
“Ada rebranding atau nggak, orang tetap datang, kepercayaan (terhadap) Jogja itu terletak pada manusia dan lingkunganya,” paparnya.
Dalam FGD yang bertujuan untuk menindak lanjuti urun rembug Logo Baru Jogja yang diadakan oleh beberapa kalangan seniman maupun akademisi itu juga dipaparkan mengenai filosofi dasar pembuatan logo baru Jogja yang masih jadi kontroversi. Dalam proses penggarapannya, menurut Butet, ada beberapa hal yang masih terlewatkan.
“Keinginan partisipatif warga Jogja jangan ditinggal, kita elek-elek gini juga berpengetahuan kok,” sindirnya
Selain mengkritik, Butet juga tidak lupa memberikan sanjungan tersendiri terhadap Bappeda serta marketing dan operator pelaksana rebranding MarkPlus yang dipimpin oleh Hermawan Kartajaya. “Saya mengapresiasi pak Herman sebagai penggagas logo. Logo ini sengaja dibuat supaya ada kontroversi dan jadi wacana publik. Jadi bisa sosialisasi gratis, gak perlu repot-repot bayar buzzer,” ungkapnya seraya berkelakar.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, perubahan terhadap logo Jogja menimpulkan polemik dan menjadi perbincangan di dunia maya. Bahkan cibiran logo baru Jogja yang sepintas terbaca “Togua” juga menjadi trending topic di twitter.
Berita Terkait
- Bappeda Siap Tampung Saran Masyarakat Soal Logo Jogja
- Gara-Gara Logo, Jogja dan Yogya Kembali Diperdebatkan
- Warga Jogja Tuntut BAPPEDA Jogjakarta Transparan dalam Alokasi Biaya Rebranding Logo
- Soal Logo Jogja, Marzuki Kill The DJ: Produk Bosok!
- Survei 100: Logo Baru Jogja,"Togua", Tak Artistik dan Representatif