Home » Jogjapedia » Jogja Kota Pemilu Pertama di Indonesia

Jogjapedia

Jogja Kota Pemilu Pertama di Indonesia



Dokumen Romantic Superhero

Paska agresi militer Belanda, Jogjakarta terbagi dalam lima kabupaten dan satu kotamadya. Lima Kabupaten dan Kotamadya tersebut adalah Bantul, dengan Ibu Kota Bantul, Sleman (Sleman), Gunungkidul (Wonosari), Kulon Progo (Sentolo), Adikarto (Wates), dan Kota Besar Jogjakarta. Untuk alasan efisiensi, pada tahun 1951, kabupaten Adikarto yang beribukota Wates digabung dengan kabupaten Kulon Progo yang beribukota Sentolo menjadi Kabupaten Kulon Progo dengan ibu kota Wates.

Setelah pembagian Kabupaten, Dewan Pemerintah Daerah merasa perlu untuk menempatkan para wakil rakyat di DPRD tiap kabupaten. Maka, segera dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota legislatif. Selo Sumardjan, dalam Social Changes in Yogyakarta menuliskan bahwa pemilu kala itu dilakukan dengan dua tahap dan tidak langsung. Pemilih memilih electors yang kemudian electors memilih partai.

Pemilu pertama di Jogjakarta itu dimenangkan oleh Masyumi yang memeroleh 18 kursi dari 40 kursi di DPRD. Sisanya dibagi oleh enam parpol lain dan dua parpol lokal Jogja, Persatuan Pamong Desa Indonesia (PPDI) dan Sarekat Sekerja Pamong Praja (SSPP). Sementara itu untuk eksekutif dipegang oleh lima orang pilihan DPRD. Adapun yang menarik pemilihan itu, para calon dipilih berdasar status sosialnya. Perdebatan terjadi antar anggota DPRD dan tetap menghasilkan orang-orang yang berpengaruh di Dewan Pemerintah Daerah, yaitu Sultan HB IX, Pakualam VIII, dan kaum priyai.

Koran Warta Daerah Jogjakarta Istimewa tahun 1951 mencatat bahwa kaum priyai di Jogja banyak yang bergabung dengan parpol lalu menjadi anggota legislatif. Dari 84 anggota legislatif, tercatat seorang bergelar B.P.H, 23 anggota bergelar K.R.T, dan 60 anggota bergelar raden.

Facebook Twitter Share on Google+