Home » Jogjapedia » Mengintip Sisa Peninggalan Jepang di Jogjakarta

Jogjapedia

Mengintip Sisa Peninggalan Jepang di Jogjakarta



Istimewa

1942 Jepang tiba di Indonesia. Sebagian rakyat gembira dengan kedatangan Jepang. Rakyat menganggap Jepang sudah membebaskan mereka dari Belanda yang ratusan tahun mendiami tanah mereka. Namun, kegembiraan itu hanya sesaat. Para pendekar Hirohito itu justru menyebarkan teror yang tidak lebih baik dari Belanda.

Salah satu teror yang dilakukan Jepang adalah dengan membuat sistem kerja romusa. romusa sama halnya dengan kerja paksa yang pernah dibuat Dendeals ketika membangun jalan raya. Rakyat dipaksa bekerja di bawah ancaman cambuk dan hantaman senapan. romusa terdapat di hampir seluruh wilayah yang diduduki Jepang di Indonesia kala itu. Pun Jogjakarta.

Dari data yang didapatkan PJ Suwarno yang dipublikasikannya dalam Romusa: Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat sekitar 15.000 Romusa yang ada di Jogjakarta. Mereka dipekerjakan untuk membangun sarana dan prasarana demi menunjang ekonomi dan pertahanan yang sangat diperlukan oleh Jepang kala itu.

Selama zaman Jepang ini, para Romusa dipaksa menggarap beberapa proyek. Dalam menggarap proyek ini, Romusa di bagi dan dikirim ke beberapa tempat di Jogjakarta, seperti Badug, Desa Wonocatur, Pundong, Bantul, Kaliurang, Sleman, dan Kulonprogo.

Adapun Romusa yang ada di Badug dan Desa Wonocatur diberi pekerjaan untuk membuat gua persembunyian dan perlindungan dari pesawat terbang tentara sekutu. Desa Wonocatur ini terletak di dekat lapangan terbang Adisucipto. Di Pundong, Romusa ditugaskan untuk membuat gua persembuyian, sama halnya dengan di Kaliurang. Gua persembunyian yang ada di Kalurang ini, kini kita kenal dengan sebutan Gua Jepang, yang menjadi salah objek wisata.

Sedangkan di Kulonprogo, romusa diperintahkan menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak. Mereka membuat saluran air atau selokan, yang nantinya diberi nama Selokan Mataram. Dalam membangun selokan ini, para romusa dari Kulonprogo bekerja sama dengan romusa yang ada di wilayah Sleman.

Sejumlah pekerjaan dari romusa kala itu masih bisa disaksikan hingga saat ini. Bahkan, sejumlah bangunan yang masih kokoh tersebut menjadi salah satu ikon Jogjakarta. Seperti halnya Selokan Mataram dan Gua Jepang. Saat ini, hampir di sepanjang Selokan Mataram menjadi tempat hunian dan sentra bisnis. Sedangkkan Gua Jepang manjadi salah satu tempat wisata unggulan yang ada di Kaliuarang.

Facebook Twitter Share on Google+