Jogjapedia
Pro Kontra Satu Arah di Jalan Solo
Lalu lintas di Jogja memadat. Jumlah kendaraan meningkat sedangkan luas jalan malah berkurang. Setidaknya faktor itu yang membuat lalu lintas Jogja padat di realita kekinian. Kemacetan di Jogja bukan persoalan baru. Masalah ini ada sejak puluhan tahun lalu. Pada 1980 misalnya, di mana kemacetan yang terjadi membuat pemerintah daerah Jogjakarta menerapkan sistem satu arah di Jalan Solo (Jln. Urip Sumoharjo) .
Peraturan jalan satu arah, yang tepat diberlakukan pada 1 Agustus 1980 ini merupakan percobaan untuk mengurangi kemacetan. Namun kebijakan itu menuai reaksi dari banyak pihak, terutama dari warga Klitren Lor. Pasalnya,kebijakan tersebut membuat banyak pengguna kendaraan bermotor yang memotong jalur di sekitaran Klitren sebagai jalur alternatif
Hal inilah yang membuat warga sekitar Klitren Lor tidak senang. Warga setempat khawatir atas keselamatan anak-anak mereka, karena gang-gang kecil di sana semakin ramai. Terlebih lagi, waktu itu, jalan kecil yang digunakan sebagai jalan alternatif itu hanya berukuran satu sampai dua meter.
Biarpun menuai kritik dari masyarakat, percobaan aturan lalu lintas satu arah itu tetap berjalan dan dianggap berhasil. Setelah menjalani masa uji coba selama dua minggu, akhirnya peraturan itu resmi ditetapkan.