NBL Championship Series
Empat Faktor yang Bikin ASPAC Juara NBL 2014
Satria Muda (SM) memasuki GOR UNY, Sabtu (14/6) malam dengan penuh percaya diri. Pemain mereka mendapat sorakan yang lebih kencang ketimbang pasukan ASPAC. Saat Udjo Project Pop, yang didaulat menjadi MC memanggil nama-nama beken seperti Ronaldo Sitepu, Rony Gunawan, Vamika Michael, Amin Prihantono, dan Faisal, para penonton histeris.
Saat pemanasan, sejumlah pemain pun memberi atraksi pada penonton. Rony, Dodo, Indrajaya, Amin berkali-kali melakukan dunk dan menambah histeris penonton. Sedangkan ASPAC, biasa saja. Xaverius dkk. pemanasan lay up dan shooting. Hanya Damanik yang melakukan dunk tapi tak mendapat tepuk tangan penonton.
“Gila, pemanasannya aja sudah kayak gitu, ASPAC bakal kalah telak nih,” kata seorang penonton di bangku VIP.
Quarter pertama, bayangan akan kekalahan ASPAC tak mewujud. Keduanya menutup quarter ketat ini dengan poin 23-23. Namun di quarter ini field goals SM lebih baik daripada ASPAC. Rony Gunawan dkk. mengakhiri quarter dengan 47 persen field goals, sedangkan ASPAC sebesar 35 %.
Di quarter selanjutnya, strategi zone pressing 2-3 dengan transisi offense-deffense yang cepat membuat SM di atas angin. Fast break ASPAC dibuat mati kutu. ASPAC pun terjebak dengan permainan lambat SM. Rony Gunawan dan Dodo juga sangat nyaman di bawah ring dengan ketiadaan Thoyib. Unggul rebounds dan matinya shooter ASPAC membuat SM unggul enam poin, 40-34 kala menutup quarter kedua.
Sementara suara penonton makin bersorak dengan keunggulan SM, di quarter ketiga Rastafara Harangbala, pelatih ASPAC menginstruksikan agar para pemain menambah tempo permainan dan memperketat defense. Hasilnya efektif. ASPAC menutup quarter ketiga dengan selisih 10 poin 63-53 dan meraih juara kembali kala menutup laga dengan 83-67.
Para pemain SM langsung meninggalkan lapangan ketika wasit meniup peluit. Saat pemberian piala dan plakat runner up, panitia harus memanggil kembali mereka ke lapangan. Dengan wajah yang menampakkan keletihan sekaligus kekecewaan, Dodo dkk menerima penghargaan lalu kembali ke ruang ganti dan langsung meninggalkan GOR.
ASPAC, yang diprediksi bakal dibantai SM karena catatan statistik yang buruk selama regular series kala bertemu tim sekotanya itu membalikkan perkiraan. Ada empat faktor, setidaknya, yang membuat mereka membalikkan prediksi saat mengalahkan SM. Berikut ini adalah empat faktor tersebut.
Wahyu Jati dan Pringgo Regowo
Selama seri championship series di Jogjakarta, Isman Thoyib tak banyak bermain. Menurut pemain bernomor punggung 34 tersebut ia terkena demam tinggi. Di tiga laga championship series, Thoyib hanya bermain tak kurang dari 12 menit di lapangan. Kebutuhan ASPAC akan big man sebenarnya sudah mulai terlihat sejak musim lalu, di mana mereka belum menemukan figur yang pas pengganti Thoyib yang akan pensiun.
Namun, ASPAC menutup lubang itu dengan memanfaatkan para guards di zone defense pressing mereka. Ada dua nama yang cukup sukses mengisolasi big man tim yang menghadapi ASPAC. Dua nama tersebut adalah Pringgo Regowo, MVP musim lalu dan pemain veteran, Wahyu Jati. Di dua quarter akhir saat melawan SM dalam Final Speedy NBL Championship Series keduanya memperlihatkan permainan yang luar biasa. Wahyu dan Pringgo bergantian mengisolasi Rony Gunawan dan Dodo yang bertugas di post area ASPAC. Wahyu tercatat suskses memberi pressing pada Rony dengan beberapa kali steals, pun dengan Pringgo yang mampu memblock lay up dan pemian SM bernomor 32 tersebut. Pringgo juga berhasil menekan Dododi di dua quarter terakhir.
Hal ini membuat mereka tak bisa menyumbang poin untuk SM dan terpaksa bermain di luar. Dua shooter yang ditmpatkan Cokorda di luar post, Faisal dan Amin Prihantono juga ditutup ruangnya oleh Rizky Effendy dan Ramadahani.
“Saya adalah pemain bertahan dan memang fokus untuk bertahan. Dan saya akan lakukan apa saja agar lawan nggak bisa nyetak poin,” jelasnya.
Fast Break Mengerikan
Salah satu kekuatan ASPAC musim ini adalah fast break dengan transisi offense-deffense yang sama cepatnya. Pelita Jaya pernah merasakan bagaimana mengerikannya ASPAC dengan dua strateginya itu saat dibantai di semifinal. Sebenarnya Cokorda sudah mengantisipasi strategi ini kala menggelr latihan, Jumat (13/6) sore. Namun simulasi yang dilakukan hanya tahan dua quarter.
Di quarter tiga misalnya, fast break ASPAC memutus napas pemain SM. Rony Gunawan, Arki, atau Dodo kerap terlambat kembali ke defense. Mereka kalah cepat dengan Biboy, Oki Sanjaya, dan Rizky Effendy yang banyak mendulang poin dari fast break offense ASPAC. Sementara itu saat kalah bola rebounds, dengan cepat mereka memakai half court defense pada pemain SM sehingga membuat tim yang mengalahkan ASPAC 3-0 di regular series ini tak banyak mencetak poin.
Super(Bi)Boy
ASPAC punya satu pemain pendatang baru yang mendapat sorotan di regular series. Ebrahim Lopez, atau yang akrab disapa Biboy namanya. Dalam laga final melawan SM, terungkap alasan mengapa Biboy memang pantas disorot. Di quarter tiga, ketika Xaverius tampil tak begitu baik, Biboy dimasukkan oleh Rastafari. Begitu juga saat kapten ASPAC ini foul out di quarter empat. Biboy mampu menggantikan tugasnya dengan baik.
Saat menyerang, Biboy efektif bermain di dalam atau di luar. Lemparan tiga angkanya hidup saat bermain di luar post. Tiga kali lemparan tiga poinnya berhasil dari lima percobaan. Total ia mencetak 16 poin selama laga. Ia juga sukses jadi pembuka ruang agar Prastawa bisa drive ke jantung defense SM. Klimaksnya saat ia nge-dunk di quarter empat yang meruntuhkan mental para pemain SM.
“Super Bibooooooy,” teriak fans ASPAC.
Di area defense, Biboy juga berperan penting membantu Pringgo dan Wahyu Jati. Saat kedua guards pressing Rony, Dodo, atau Noland, Biboy mengambil rebounds. Total tujuh kali ia memenagi defense rebounds di dua quarter ini.
Mental
Selama regular series atau champhionship, SM terlalu mendominasi. Dominasi ini secara psikologis membuat mereka santai saat berhadapan dengan tim mana pun. Beda dengan ASPAC yang selama regular series kerap mendapat perlawanan sengit dari tim lain. Sebut saja Hangtuah Sumsel dan Pelita Jaya yang memberikan perlawanan sengit pada ASPAC. Meski demikian, ASPAC mampu melewati dan keluar dari tekanan lalu memenani laga. Penampilan ASPAC pun pernah mendapat pujian dari pelatih SM, Cokorda.
“Kami akan menghadapi tim dengan mental yang bagus. Tim dengan mental juara yang tinggi,” kata Cokorda sehari sebelum laga pada beritajogja.co.id.
Cokorda akhirnya merasakan bagaimana mental ASPAC di dalam lapangan. Mendapat tekanan du dua quarter, ASPAC berhasil lead di dua quarter akhir. Begitu juga saat pemanasan ketika para pemain SM memberi semacam “hiburan” bagi Biboy dkk.dengan dunk-dunk yang disambut histeris penonton. ASPAC tak gentar. Bahkan satu block dari Pringgo pada Rony ditambah dunk Biboy meruntuhkan mental pemain SM.