NBL Speedy Championship Series
NBL Speedy Championship Series: Fast Break ASPAC Lumat Pelita Jaya
Menghadapi ASPAC di babak semifinal Speedy NBL Championship Series, Rabu (11/6) malam di GOR UNY, Pelita Jaya datang dengan beban berat. Mereka harus memenangi pertandingan agar menjaga peluang lolos ke final sebelum akhirnya menghadapi tim besutan Rastafara Harangbala tersebut di leg kedua. Sementara itu, ASPAC, tanpa beban karena punya satu pertandingan sisa jika kalah dari Pelita Jaya.
Meski beban berat ada di pundak Kelly Purwanto dkk. kengototan untuk menang terlihat di quarter pertama. Menurunkan lima pemain terbaik, Kelly Purwanto,Dimas Dewanto, Andi Batam, Indrawan Ponsianus, dan Fidyan Yani. Pola Motion 3-2 tak banyak berubah saat penyerangan. PJ tetap mengandalkan Indrawan di bawah ring dan drive Dimas Dewanto di zone defense ASPAC yang dikawal Thoyib, Xaverius, Prastawa, Ramadhani, dan Pringgo Regowo.
Di quarter pertama ini mereka berhasil mengunci Prastawa, pendulang poin terbanyak ASPAC dua pertandingan awal. Skenario penguncian ini sukses. Prastawa, selama quarter pertama ini hanya mampu mendulang tiga poin. Namun, mereka lupa bahwa ASPAC bukan Cuma Prastawa seorang. Xaverius, Rizky Effendy, dan Pringgo kerap menyamakan poin meski akhir quarter pertama dimenangkan PJ 17-15.
Awal quarter dua, Nathaniel Canson menarik Kelly Purwanto, Andy Batam, Dimnas,dan Indrawan. Ia memasukkan tenaga yang lebih segar, seperti Robert Yunarto, dan Ramli Hendru untuk mengunci Prastawa dan drive ke dalam area defense ASPAC. Prastawa tak banyak bicara di quarter kedua. Bahkan Rastafari menariknya keluar karena terpancing emosi. Quarter kedua lebih seru dari yang pertama di mana skor masih cukup ketat 31-30 untuk PJ.
Fast Break dan Kembalinya si Anak Hilang
ASPAC masuk ke quarter tiga dengan lebih tenang. Mereka mencoba strategi baru saat quarter tiga dimulai. Pola defense 1-2-2 pressing sulit untuk ditembus drive Yunarto. Ary Chandra, shooters PJ juga ditempel ketat oleh Xaverius hingga tak mampu berbuat banyak. Sementara itu Rastafari memakai fast break offense. Rizky Effendy dan Prastawa melesat ke depan setelah para pemain ASPAC memenagi defensive rebounds.
Kehancuran defense PJ di mulai pada menit ke-3. Dua kali free throw yang diterima ASPAC buah dari fast break offense ini membuat mereka di atas angin. Prastawa berhasil mengeksekusi tiga kali percobaan, Xaverius sekali dari dua percobaan yang ditambah dengan dua poin Pringgo setelah berhasil memenangi offensive rebounds.
Pelita Jaya langsung mengambil time out. Mereka memakai pola 2-3 motion offense sekaligus meninggalkan dua orang di luar post sebagai transisi defense menahan fast break offense ASPAC. Rastafara kemudian memasukkan Mario Gerungan, Oki Sanjaya, dan Biboy. Fast break ASPAC tambah hidup sementara transisi defense PJ terlalu lambat untuk menahan kecepatan pemain-pemain ASPAC. Indrawan terpaksa dikeluarkan karena sudah mengoleksi empat kali fouls.
Lima pemain ASPAC di lapangan mendulang banyak poin di lima menit pertama. Mereka mampu menambah 20 poin dari strategi ini sementara PJ hanya tujuh poin. Prastawa, yang selama dua quarter seakan hilang di lapangan mulai panas. Begitu juga dengan Pringgo Regowo, MVP musim lalu yang di dua pertandingan awal tak mampu tampil maksimal. Tembakan tiga angka Prastawa, Oki, Xaverius, dan drive Rizky membawa ASPAC unggul 50-37 di lima menit laga.
Prastawa makin menggila di sisa menit quarter ketiga. Ia memimpin rekan-rekannya meninggalkan PJ di sisa quarter lewat tembakan tiga angkanya. Wahyu Jati, di bawah ring defense ASPAC sangat nyaman. Ia kerap memenangi rebonds ketika berduel dengan Fidyan. Total Prastawa mendulang 13 poin di quarter ketika ini, beda dengan sebelumnya yang hanya lima poin. Sementara itu Wahyu Jati mendulang 10 kali rebounds diikuti Pringgo dengan sembilan kali rebounds.
ASPAC makin menggila di quarter terakhir. Fandi Ramadhani dan Prastawa bergantian memberikan assist bagi dua pemain ASPAC, Pringgo dan Rizky Effendy dan Biboy di post defense PJ. PJ sudah lempar handuk ketika skor 52-89. Mereka menarik keluar sejumlah pemain kunci dan memasukkan pemain cadangan. Pun dengan ASPAC. Meski demikian pemain cadangan ASPAC lebih mumpuni. Mereka juga menghasilkan banyak poin ketimbang pemain cadangan PJ. Hingga akhir laga, kedudukan 99-58 untuk ASPAC.
Pringgo menjadi bintang dalam pertandingan semifinal ini. Bermain dengan total waktu 25 menit, Pringgo mencetak 21 poin dengan 56 % field goals, 13 rebounds, dan sekali block. Di babak final mereka akan bertemu kembali dengan musuh bebuyutan, Satria Muda yang menang atas Garuda.