Home » Olahraga » Preview Semifinal NBL: Kunci Prastawa dan Tinggalkan ASPAC Setengah Botol

NBL Speedy Championship Series

Preview Semifinal NBL: Kunci Prastawa dan Tinggalkan ASPAC Setengah Botol



beritajogja.co.id

Oki Wira Sanjaya (ASPAC) tengah melakukan pemanasan sebelum laga melawan Hangtuah, Jumat (6/6) malam di GOR UNY. (Foto: Swadesta AW)

Rabu (11/6) malam, NBL Speedy Championship Series memasuki babak semifinal. Satria Muda (SM) akan berebut tiket final dengan Garuda, sementara ASPAC harus kembali menghadapi Pelita Jaya. Babak semifinal akan berlangsung dua kali pertandingan, di mana Garuda dan Pelita Jaya harus memenani keduanya agar bisa melaju di babak final.

Dua partai semifinal ini sangat menarik untuk disaksikan. Partai SM melawan Garuda merupakan partai personal bagi Galank Gunawan. Ia akan membuktikan pada SM telah salah membuangnya dan terus menaruh harap pada Rony Gunawan. Duel seru akan terjadi juga antara Sitepu dengan Fadlan di bawah ring.

Sementara partai lainnya, ASPAC vs Pelita Jaya diselubungi aroma balas dendam. Pelita Jaya di babak Championship Series ini dikalahkan ASPAC 88-83 setelah tiga quarter memimpin. Melawan ASPAC, Andy Batam mengatakan akan tampil habis-habisan. Sementara itu pelatih ASPAC, Rastafari Harangbala mengaku Pringgo Regowo dkk. bakal melakoni duel sengan santai. Sebab, ASPAC hanya membutuhkan satu kemenangan untuk sampai di final.

“Kita akan tampil tanpa beban. Kita cumu butuh sekali menang, Pelita Jaya dua kali,” katanya pada beritajogja.co.id.

Habisi Prastawa, ASPAC Tamat

Andakara Prastawa, jadi figur penting bagi ASPAC di Championship Series. Ia jadi pemain yang mendulang poin tertinggi selama berlaga di NBL Speedy Championship Series. Kala berhadapan dengan Hangtuah, Jumat (6/6) malam di GOR UNY, ia mencetak 30 poin bagi ASPAC. Selanjutnya kala melawan Pelita Jaya di babak kedua Championship, pemain termuda dalam sejarah NBL yang mencetak 1000 poin ini mencetak 24 poin. Field goalsnya di lapangan juga lumayan tinggi, 58 % ketika melawan PJ dan 50 % saat bertemu Hangtuah.

Catatan statistik di atas perlu dipertimbangkan oleh PJ jika hendak mengambil game pertama melawan ASPAC ini. Kelly, Dimas, dan Andy Batam harus pintar-pintar menutup ruang bagi Prastawa. Selain itu tentu saja mereka harus berhadap Xaverius, Rama, Biboy, dan Pringgo off day shooting dalam skema High Stack Offense yang selama ini jadi senjata ASPAC. Untuk urusan di bawah ring, PJ punya keunggulan dengan adanya Indrawan dibanding ASPAC yang kehilangan Thoyib karena demam dan Damanik yang belum konsisten.

Selain Prastawa dan mengunci sejumlah pemain ASPAC di luar post area, PJ harus memanfaatkan skill individu Dimas. Sebabnya, ASPAC kerap bermasalah di defense dalam mengatasi drive pemain lawan. Ketika melawan Hangtuah misalnya, ASPAC kesulitan mengatasi drive Richardo Uneputty. Kesulitan yang sama terlihat pula saat di pertandingan pertama NBL Speedy Championship Series melawan PJ. Drive Dimas juga sulit dihentikan ASPAC.

Namun, kekuatan ASPAC sejatinya adalah fisik pemain. Fisik Prastawa dkk. begitu prima di 4 quarter. Dua laga pertama jadi buktinya. ASPAC selalu memenangi quarter empat walau tiga quarter tertinggal. Ada dua starategi yang bisa dilakukan PJ mengatasi kekuatan ASPAC. Pertama, mereka sudah harus meninggalkan ASPAC “setengah botol” poin, artinya, jika PJ unggul 20 poin, ASPAC tidak boleh unggul dari 10 poin. Sebab ASPAC selalu bisa mengejar ketertinggalan dan membalikan kedudukan dalam perbedaan 7 poin. Perolehan ini pun harus dijaga sepanjang quarter. Kedua, PJ harus punya strategi jitu dalam merotasi pemain. Jangan terlalu memforsir tenaga Kelly atau Andy Batam. Di game terakhir, tenaga keduanya habis dipressing oleh Prastawa dan Xaverius.

Facebook Twitter Share on Google+