NBL Speedy Championship Series
Speedy NBL Indonesia Ajarkan Negara Berbagi Lewat Basket
Negara tak hanya absen tatkala banyak kekerasan produk intoleransi terjadi di sejumlah daerah. Absennya negara juga bisa dilihat dari partisipasi dalam memajukan olahraga Indonesia. Basket, salah satunya. NBL, liga basket terakbar di Indonesia musim ini un dilaksanakan tanpa kehadiran negara.
Komisioner NBL Indonesia, Asrul Ananda, menuturkan bahwa pelaksanaan NBL sempat hendak terhenti karena ketiadaan dana. Pemerintah tak bisa berbuat apa-apa untuk liga yang telah banyak melahirkan pemain basket nasional seperti Romy Chandra, Antonius Joko, Cokorda, Mario Wuysang, atau Pringgo Regowo ini. Pun dengan pelaksanaan musim ini yang (masih) tanpa bantuan pemerintah.
“Kita bisa jalan karena adanya sponsor. Jadi tahun ini kita bisa sampai menggelar Championship Series di Jogja juga karena bantuan sejumlah sponsor,” katanya ketika menggelar jumpa pers, Kamis (5/6) lalu di sebuah kafe bilangan Gejayan.
Meski tanpa bantuan pemerintah, NBL Speedy Championship Series tetap digelar di GOR UNY, 6-14 Juni 2014. Biar begitu, NBL Speedy Championship Series For Indonesia ini tak hanya juga menampilkan pertandingan seru dengan aksi individu pemain yang memukau, namun juga punya misi kemanusiaan sendiri. Gelaran ini berbagi rasa sayang pada olahraga basket yang hampir mati di Indonesia pada seluruh orang-orang yang diundang atau yang datang ke GOR.
Pada Senin, (9/10) pihak penyelenggara mengundang sejumlah penghuni Panti Sayap Ibu ke GOR. Para penghuni panti, yang sebagian besar anak berkebutuhan khusus tampak sumringah ketika menyaksikan sejumlah pemain bintang NBL beraksi. Mereka juga diajak ke tengah lapangan dan memasukkan bola dalam keranjang. Saat pulang, pihak penyelenggara membagikan bingkisan pada mereka melalui center Pelita Jaya, Anggy Rizky.
Harry, salah seorang pengasuh panti mengatakan dirinya bersama penghuni jarang diajak menikmati langsung pertandingan basket. Pihaknya juga merasa terharu pada NBL Speedy Championship Series For Indonesia yang mau mengajak mereka bersenang-senang dalam GOR. “Kita jarang-jarang diundang ke acara seperti ini. Anak-anak pada senang, saya juga terharu melihat mereka di dalam GOR tadi senang melihat basket,” tuturnya ketika dijumpai di luar GOR setelah pembagian bingkisan.
Tak selesai sampai di sana, pihak penyelenggara juga membuat klinik basket bersama tiga bintang NBL, Pringgo Regowo dan Oky (ASPAC) juga Anggy Rizky. Ratusan anak-anak sekolah dari klub basket Jogja diundang dan diajari teknik bermain basket, Selasa (10/6) malam. Ratusan anak dibagi menjadi tiga kelompok. Tiap kelompok diasuh oleh seorang pemain NBL dan diajari teknik bermain basket.
Pringgo Regowo mengajari kelompoknya passing, pivot, dan keeping ball. Oky, mengajari shooting sedangkan Anggy mengajari anak-anak di kelompoknya teknik under basket. Sejumlah program ini mendapat apresiasi dari pelatih CLS Knights, Kim Wan. Kim, yang menonton laga WNBL antara Tomang Sakti melawan Sritex Dragon, Selasa (10/6) angkat jempol untuk program ini.
“Good!” katanya sembari mengangkat jempol ketika ditanya beritajogja.co.id tentang sejumlah program kemanusiaan NBL Speedt Championship Series.
Begitu juga dengan Cipta, fans Surabaya Fever yang datang ke GOR. Selain kaget karena baru mengetahui pemerintah tidak ambil bagian dariNBL, menurutnya program NBL Speedy Championship Series ini perlu ditiru oleh yang lainnya. “Jadi nggak perlu momen kaya Pemilu atau Pilpres untuk berbagi kasih sayang atau ilmu pada sesama,” ujarnya.